PERAN KARANG TARUNA DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI IRIGASI BENDHUNG LEPEN MRICAN, GIWANGAN, UMBULHARJO,YOGYAKARTA
Abstrak
Latar belakang: Kondisi irigasi Bendhung Lepen sebelum adanya pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan sangat kotor dan penuh sampah, karena saluran irigasi menjadi tempat pebuangan sampah masyarakat sekitar aliran irigasi Mrican, Bendhung Lepen terbentuk berawal dari pemuda karang taruna Mrican memiliki ide untuk membersihkan saluran irigasi dengan cara menyaring sampah yang ada, Setelah pemuda Karang Taruna selesai membersihkan saluran irigasi sepanjang 100 m, masyarakat memberikan ide untuk mengisi saluran irigasi dengan ikan. kini Bendhung Lepen menjadi objek wisata yang menarik bagi masyarakat Yogyakarta dan pengunjung dari luar Yogyakarta. Banyak sekali perbedaan kondisi dari sebelum adanya pemberdayaan dan setelah pemberdayaan masyarakat di irigasi Bendhung Lepen, baik itu tentang pemberdayaannya, sanitasi lingkungan, meningkatnya ekonomi masyarakat dan lain-lain, berdasarkan latar belakang program pemberdayaan di irigasi Bendhung Lepen tersebut peneliti memiliki ketertarikan untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai bagaimana Peran Karang Taruna Dalam Program Pemberdayaan Masyarakat di Irigasi Bendhung Lepen, Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta.
Tujuan: Mengetahui peran Karang Taruna dalam program pemberdayaan masyarakat di irigasi Bendhung Lepen, Mrican, Giwangan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Metode: Metode penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian metode studi kasus menggunakan metode pengumpulan data berupa Focus Group Discussion (FGD), subyek penelitian ini ada 6 informan yaitu 3 orang karang taruna dan 3 orang warga Mrican, instrumen penelitian menggunakan lembar pertanyaan tentang pemberdayaan di irigasi Bendhung Lepen dan ATK dan perekam suara untuk proses dokumentasi.
Hasil : Karang Taruna Bendhung Lepen sudah menjalankan tugas Karang Taruna sesuai Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor 25 tahun 2019 tentang Karang Taruna. Karang Taruna memberikan edukasi dan masyarakat berpartisipasi secara menyeluruh, dana awal berasal dari swadaya dari warga ada juga dari kas RT, manajemen yang dilakukan sudah baik, Komunikasi antar karang taruna dan masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat yaitu dengan adanya pertemuan, karang taruna dan masyarakat saling motivasi bangkit bersama. Mediasi di Bendhung Lepen menerima kritikan dan saran dengan kepala dingin dan menunjukan hasil nyata dari pemberdayaan yang dilakukan, publisitas program pemberdayaan adalah instagram sama facebook. Yang menghasilkan output berupa Kesadaran dan Kemandirian masyarakat, Meningkatnya ekonomi masyarakat dan Kepuasan.
Kesimpulan: Karang Taruna sangat berperan dalam pemberdayaan di irigasi bendhung lepen sesuai permensos nomor 25 tahun 2019 tentang Karang Taruna.
Kata kunci: Peran, Karang Taruna, Pemberdayaan Masyarakat, Irigasi.
Referensi
Aida Vitayala S, H. (2010). Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: IPB Press.
Amanah, S. (2005). Pengembangan Masyarakat Pesisir berdasarkan Kearifan Lokal di Pesisir Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (Doctoral dissertation). Institut Pertanian Bogor, Indonesia.
Arifianto, R. (2017). Peran Karang Taruna Dalam Pemberdayaan Pemuda Melalui Pelatihan Karawitan Gamelan Jawa Dusun Plumbon Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Eromoko Wonogiri . Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 134-146.
BBPPKS. (2019, 10 8). BBPPKS Regional III Yogyakarta. Diambil kembali dari kemensos.go.id: https://kemensos.go.id/bbppks-regional-iii-yogyakarta
Hamid, H. (2018). Manajemen Pemberdayaan Masyarakat. makasar: De La Macca (Anggota IKAPI Sulsel).
Handini, S., Sukesi, & Astuti, H. K. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam Pengembangan UMKM Di Wilayah Pesisir . surabaya: scopindo media pustaka.
Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Deepublish.
Krueger, R. ( 1988). FOCUS GROUPS: A Practical Guide for Applied Research.
California: SAGE Publications.
Kusumaningrum, I. D. (2019). Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat.
Yogyakarta: Cakrawangsa.
Marzuki, S. (2010). Pendidikan Non Formal Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan dan Andragogi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Paramita, A., & Kristiana, L. (2013). Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique In Qualitative Research) . Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 117- 127.
Peraturan Menteri Sosial RI no 25. (2019). Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Karang Taruna Bab I Pasal 1 Karang Taruna.
Peraturan Pemerintah RI no 6. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Rahmadhani, R. A. (2021, 3 17). Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli Serta Ciri & Unsur-unsurnya. Doctoral dissertation, Riau University.
Santi, M., Danial, A., Hamdan, A., & Karwati, L. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Lele. Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, 1.
Soedibya, P. H., & Pramono, T. B. (2018). Budidaya Perairan Tawar . purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.
Soekanto, S. (2002). Teori Peranan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Ulfah, T. T., Latifah, S. N., & Kamala, I. (2020). Environmental preservation: Mrican youth innovation on slummed irrigation channels (Bendung Lepen Gajah Wong) . Journal of Community Service and Empowerment, 134-141.
Wibowo, H. (2019). Irigasi Dan Bangunan Air 1 . PONTIANAK: PT. PENERBIT ERLANGGA.
Yurisinthae, E. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Posyandu Di Kota Pontianak). Jurnal Pembelajaran Prospektif, 1-11.
Zuhri, H., Ati, N. U., & Abidin, A. Z. (2019). Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan dan Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif (Study Kasus di Desa Pesanggrahan Kota Batu). Jurnal Respon Publik, 30-38
